Selasa, 16 Februari 2010

Karena egoisme itu normal?

Dikisahkan, seorang wisatawan barat singgah di Tokyo. Ketika ia antri untuk membeli tiket kereta bawah tanah, ia melihat tumpukan uang tak bertuan di dekat loket. Ia melihat dengan heran, setiap orang yang mengambil tiket tidak menghiraukan uang itu. “Akhirnya,” lapor wisatawan itu, “saya senang ketika melihat seorang perempuan berjalan mendekati dan mengambil uang itu. Tetapi, ia membawanya kepada seseorang. Ia bertanya apakah uang itu miliknya. Ketika orang itu menjawab,’Tidak,’ ia mengembalikan uang itu ketempat semula.” Ketika wisatawan itu ditanya mengapa ia senang melihat ada yang mengambil uang, ia menjawab, “Ya, paling tidak, masih ada orang yang normal.”

Wisatawan itu menganggap bahwa orang-orang yang membiarkan uang itu sebagai abnormal. Karena mereka seharusnya mengambilnya. Jadi, anda normal kalau anda mengambil uang orang lain untuk kepentingan anda. Manusia normal hanya memikirkan dirinya sendiri. Egoisme adalah sifat asli manusia. Hati anda pasti menginginkan uang itu. Kalau anda tidak mengambilnya, anda hipokrit. Anda seorang munafik.

Mungkin, paradigma seperti ini sudah sekian lama diakui oleh banyak orang. Dan inilah sumber permasalahnnya, mereka merasa tidak peduli kecuali hal-hal yang bisa mengentungkan diri mereka sendiri. Egoisme berlebihan menjadi sesuatu yang dianggap nomral. Maka, tidak heran dikemudian hari banyak terjadi peperangan, perselisihan, penggundulan hutan dan kerusakan lingkungan.. dan ini juga yang menjadi penyebab salah satu musibah multi dimensi saat ini : krisis energi. Banyak orang yang masih tidak peduli.


www.catkus.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar